Breaking News

Sunday, April 24, 2016

PENGENDALIAN DIRI PADA SAAT EMOSI

PENGENDALIAN DIRI PADA SAAT EMOSI
Emosi merupakan salah satu sifat yang sangat tidak baik, karena sifat ini merugikan orang lain. Sifat emosi datang kapan saja dan dimana saja, baik dalam keadaan yang biasa saja sampai keadaan yang genting pun sekalian. Setiap makhuk Tuhan memiliki sifat ini bahkan sifat ini dapat menyebabkan kerugian besar terhadap sesama manusia. Emosi seseorang dapat di kendalikan tergantung orang itu sendiri bagaimana ia mengendalikannya. Berbagai macam cara mengendalikan sifat ini yaitu ada yang diam, berbicara tidak pantas, menangis dan lain sebagainya.
Nama saya Rahmad Hidayat sekarang masih kuliah semester 8. Cara menanggapi atau mengendalikan emosi, saya memilih untuk diam. Kenapa saya memilih diam? Karena dengan diam saya bisa belajar sabar. Tetapi awalnya sulit untuk melakukan hal tersebut karena ketika saya sudah emosi, saya akan bercerita dengan sahabat saya sudah lama saya kenal dan saya percaya. 
Saya sebenarnya bukan tipical orang pendiam tetapi juga bukan orang yang periang, jadi ketika saya emosi pasti orang langsung tahu karna dari raut wajahpun sudah berbeda, diam menurut saya bukan berarti orang tersebut tidak bisa apa apa, bahkan orang diam lebih dominan terhadap orang yang malas dan tidak mau bergaul atau berorganisasi. Dengan diam emosi saya lebih berkurang karena tidak memikirkan hal yang sudah terjadi. 
Saya sering melihat orang yang sedang emosi tetapi ia tuangkan amarahnya kepada orang lain. Bagi saya ini salah satu sikap yang tidak baik mereka yang tidak salah terkena imbas oleh orang yang salah. Bahkan rata-rata  orang yang sedang emosi pasti akan melakukan hal tersebut. Marah, ngedumel, tidak mau melakukan apa apa.
Emosi dan kesabaran itu hampir berdekatan tergantung kita yang mengendalikannya. Misalnya apabila seseorang emosi lalu kita lawan dengan kesabaran kita bisa mengendalikan diri kita. Dan sebaliknya apabila kita sedang emosi lalu tidak kita lawan dengan kesabaran maka makin jadilah kita dengan kemarahan. Memang batas kesabaran manusia tidak ada batasnya tetapi apabila sabar kita telah habis oleh sesuatu yang tidak wajar dijamin manusia hanyalah seorang  yang salah.
Saya pernah emosi pada temen yang pernah membully saya dikampus tetapi awalnya saya cuek saja, tapi lama kelamaan semakin menjadi-jadi itu yang membuat saya emosi saya sudah memperingati tapi dia malah semakin mengejek dan semenjak itu saya benci sama dia, saya tipical orang pendendam tapi secara diam-diam, cukup di dalam hati tidak pernah mengumbar kebencian yang saya rasakan 
Saya bisa dibilang orang paling sabar, karna saya jarang sekali marah kepada teman, sahabat orang tua dan adik-adik pun saya tidak pernah marah, tetapi kalau saya di bentak, di bully itu yang membuat saya marah bahkan kecewa dan tidak ingin mengenal orang itu lagi, karna buat saya hal sepele pun masih bisa di omongin baik-baik tetapi kalo sudah di omongin masih tetap membully atau mengejek saya, itu yang membuat saya marah dan kecewa

Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan, dan saya ceritakan semoga dengan ini saya bisa lebih baik lagi ke depannya dan bisa mengendalikan emosi lebih baik lagi, lebih sabar lagi dalam menghadapi sifat-sifat orang lain

No comments:

Post a Comment